Sejarah
Berawal dari keprihatinan terhadap tingginya angka kemiskinan dan lemahnya posisi tawar masyarakat marginal di Sulawesi Tenggara, mendorong sekelompok pemerhati sosial yang mayoritas terdiri dari mantan aktivis mahasiswa yang berasal dari berbagai alumnus perguruan tinggi di Yogyakarta, Bandung, Makassar, dan Kendari untuk mendirikan Forum Studi Advokasi dan Arus Informasi (FORSAINS), pada pertengahan tahun 2002 lalu (didaftarkan pada Notaris Asbar Imran, SH. Dengan Akte notaris No. 10 Tanggal 7 Januari 2004), yang dijiwai oleh semangat kesetiakawanan dan pemberdayaan kekuatan mereka yang Kecil, Lemah, Miskin, dan Tertinggal.
Dalam perkembangannya, dari berbagai pengamatan dan pengalaman yang diperoleh, disadari bahwa masyarakat yang paling minim mendapatkan perhatian selama ini adalah masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, baik yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian semata, maupun yang murni sebagai nelayan, serta yang berprofesi keduanya (petani dan nelayan). Oleh karena itu pada tanggal 13 April 2004, Berdirilah Komunitas Masyarakat Desa, disingkat KOMNASDESA. Lembaga ini juga lahir dari keprihatinan dan kurangnya LSM dan institusi lainnya yang berorientasi ke wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Sulawesi Tenggara.
Lembaga ini juga telah memulai kegiatannya di Pulau Wawonii, Kecamatan Wawonii Barat (kini Wawonii tengah pasca pemekaran), Kabupaten Konawe. Tepatnya di Desa Batumea dan Desa Lamungupa. Program pertama di kedua desa ini adalah Pengorganisasian Kelompok Tani (Desa Batumea) dan Pengembangbiakan Rumput Laut (Desa Lamungupa). Kedua program awal ini mendapat respon yang positif dari masyarakat di kedua desa tersebut.
Dengan hanya mengandalkan semangat pengabdian semata sebagai pekerja sosial, tanpa ketergantungan dukungan finansial dari lembaga donor maupun lembaga manapun, perlahan tapi pasti, kedua program tersebut dapat berjalan, walau diakui program-program itu sangatlah lamban untuk menilai hasilnya akibat tidak adanya dukungan finansial dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung program, praktis hanya mengandalkan dana pribadi dari pengurus lembaga sendiri.
Ada berbagai pemikiran untuk mengembangkan program lainnya di Wilayah ini (P.Wawonii) dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Termasuk membuka akses pasar terhadap potensi sumber daya alamnya. Disamping itu, dengan mengenalkan Teknologi tepat guna yang sederhana dengan pendekatan berbasis masyarakat. Agar nantinya jika project-project dalam program ini dapat dilakukan dengan sukses, akan menjadi semacam project percontohan bagi desa-desa lainnya.
Sejak tahun 2005, KOMNASDESA-SULTRA telah masuk ke dalam Anggota tetap WALHI Daerah Sulawesi Tenggara.
Visi
Meningkatkan taraf hidup masyarakat desa dan meningkatkan posisi tawar masyarakat rentan dengan berbagai pelaku pembangunan lainnya termasuk pemerintah
Misi
Mendorong berkembangnya potensi lokal, dan memfasilitasi proses yang berdampak pada terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan multi pihak lewat pola-pola kemitraan
Nilai-nilai
- Option of the poor
- Tidak bertentangan dengan moral dan etika yang berlaku di masyarakat
- Tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi, keadilan gender, dan HAM
Prinsip-prinsip
- Akuntabilitas
- Pluralitas
- Kemandirian
- Kelestarian
Bidang Kegiatan Utama
- Fundrising
- Pendampingan/live-in
- Penguatan Kapasitas Masyarakat
- Advokasi
- Lingkungan dan Sumber Daya Alam
- Kesehatan
Sumber Dana
Dalam menjalankan program/project, umumnya LSM Komnasdesa Sultra memperoleh dukungan dana melalui:
- Penggalangan dana swadaya masyarakat setempat dimana program/project berlangsung
- Swadaya anggota/staf pengurus
- Kerjasama dengan pihak lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan visi misi LSM Komnasdesa Sultra
Kegiatan/Layanan yang telah dan sedang dilakukan
Kegiatan/layanan yang telah dilakukan oleh KOMNASDESA SULTRA, dikelompokkan ke dalam:1. Analisis dan Advokasi lingkungan
- Penulisan di media-media (mailing list jaringan, surat kabar,radio,dll)
- Pemetaan partisipatif
- Dialog kebijakan (Radio/TV lokal)
- Advokasi Tambang Pulau-pulau Kecil
2. Penguatan infrastruktur masyarakat
- Pembentukan Organisasi Rakyat
- Pengembangan Simpul-simpul Organisasi Rakyat
- Mengorganisir Kelompok Mahasiswa
3. Manajemen Bencana
- Disaster Risk Reduction
No comments:
Post a Comment